Semua orang boleh memiliki ambisi, namun istilah ini terlalu negatif sehingga saya lebih suka menyebutnya sebagai mimpi saja. Ini juga yang saya alami ketika berhasil meraihnya pada bulan maret silam 2016 yaitu ketika penelitian dalam bentuk makalah berhasil diterima di konferensi internasional, “4th Global Summit on Education”, Malaysia. Saya diterima sebagai salah satu pemakalah dalam konferensi tersebut, sungguh hal yang membahagiakan. Hal ini berkat bantuan dua academic advisors, Mr. Hery Santosa dan Mr. Trika, dosen yang sering saya mintai bantuan terkait urusan akademik. Sayangnya, kegiatan tersebut mengharuskan saya untuk membiayai sendiri perjalanan saya kesana. Apa boleh dikata, uang untuk kuliah pun sudah susah, apalagi untuk berangkat ke luar negeri. Akhirnya, dosen dan beberapa kawan menyarankan saya untuk memohon bantuan dana dari Undiksha, pihak rektorat dan fakultas. Dana yang terkumpul saya rasa masih kurang. Kemudian, saya mencoba inisiatif sendiri mengajukan beberapa proposal kepada beberapa perusahaan di Bali. Hasilnya, beberapa perusahaan menerima dan saya putuskan untuk berangkat walaupun hanya sendirian.
Tepat tanggal 13 Maret 2016, untuk pertama kali saya naik pesawat terbang, menginjakkan kaki di luar negeri, Kuala Lumpur Malaysia. Dalam konferensi ini, saya sedikit terkejut karena mayoritas pemakalah dan peserta merupakan dosen, akademisi, peneliti, dan higher education students dari berbagai negara, sedangkan saya hanyalah mahasiswa yang masih menempuh S1 sekaligus menjadi pemakalah termuda. Setelah menunggu sekian pemakalah, akhirnya tiba giliran saya untuk memaparkan penelitian saya. Rasa ragu dan kurang percaya diri menemani langkah awal saya untuk memulainya, tetapi rasa itu hilang tatkala saya sudah melakukan pemaparan. Saat sesi tanya jawab, saya dicerca beberapa pertanyaan terkait Game yang saya buat (Penelitian tentang pengembangan Game Pendidikan), semua saya mampu jawab kecuali pertanyaan level dewa terakhir yang kurang saya pahami secara kemampuan akademik saya saat itu. Di akhir presentasi, saya mendapat applause yang luar biasa karena mereka baru tahu bahwa saya masih mahasiswa S1.
Dari kegiatan ini, saya mendapat pengalaman baik secara akademik dan non-akademik beserta bonus yaitu sebuah sertifikat pemakalah dan kesempatan jalan-jalan di kota Kuala Lumpur, serta berfoto di depan Menara Petronas yangs aya idamkan dari kecil. “Nanti ada masa, pingin sitik main kesini lagi lah”, sebuah kalimat harapan yang saya ucapkan dalam Bahasa Melayu Malaysia.
Dari kegiatan ini, saya mendapat pengalaman baik secara akademik dan non-akademik beserta bonus yaitu sebuah sertifikat pemakalah dan kesempatan jalan-jalan di kota Kuala Lumpur, serta berfoto di depan Menara Petronas yangs aya idamkan dari kecil. “Nanti ada masa, pingin sitik main kesini lagi lah”, sebuah kalimat harapan yang saya ucapkan dalam Bahasa Melayu Malaysia.

No comments:
Post a Comment